James Prescott Joule - Penemu Hukum Kekekalan Energi
Pada kesempatan ini saya akan menyajikan secara singkat Biografi dan Hasil Penemuan
Tokoh Dunia yaitu James Prescott Joule - Penemu Hukum Kekekalan
Energi.
A. Biografi James Prescott Joule
Bagi mereka
yang sangat menyukai pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, terutama Fisika, nama James Prescott Joule tentu sudah tidak asing lagi. James
Prescott Joule merupakan seorang Tokoh IPA yang namanya kemudian
diabadikan menjadi satuan energi.
James Prescott Joule,
ilmuwan yang namanya diabadikan menjadi satuan energi Joule ini lahir di
Salford, Lancashire, Inggris pada tanggal 24 Desember
1818. Setelah berusia 17 tahun Joule baru bersekolah dan masuk ke
Universitas Manchester
dengan bimbingan John Dalton.
Joule dikenal sebagai siswa yang rajin belajar, suka bereksperimen, dan
menulis buku. Bukunya tentang panas yang dihasilkan oleh listrik terbit pada
tahun 1840. Pada tahun 1843 bukunya mengenai ekuivalen mekanik panas terbit.
Lalu, empat tahun berikutnya (1847) Joule juga menerbitkan buku mengenai hubungan
dan kekekalan energi.
Joule bekerja sama dengan Thomson dan menemukan efek Joule-Thomson.
Efek tersebut merupakan prinsip yang kemudian dikembangkan dalam pembuatan
lemari es. Efek tersebut menyatakan bahwa apabila gas dibiarkan berkembang
tanpa melakukan kerja ke luar, maka suhu gas itu akan turun.
Selain itu, Joule
juga menemukan hukum kekekalan energi bersama dengan dua orang ahli fisika dari
Jerman, yaitu Hermann von Helmholtz dan Julius Von Mayer. Hukum kekekalan
energi yang mereka temukan menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan, tetapi energi hanya dapat berubah bentuk menjadi energi listrik, mekanik,
atau kalor.
B. Penemuan James Prescott Joule
1. Hukum Joule
Tahun 1839, Joule memulai serangkaian eksperimen yang
menyangkut kerja mekanik, listrik, serta panas. Tahun 1840, dia
mengirim karya tulisnya yang berjudul "On the Production of Heat by
Voltaic Electricity" kepada Royal Society di London. Dalam karya tulis
ini, dia menunjukkan bahwa jumlah panas yang dikeluarkan setiap detik
dalam kawat yang menghantar arus listrik, sama dengan arus (I) kuadrat
dikalikan dengan hambatan (R) dari kawat tersebut. Panas yang
ditimbulkan adalah daya listrik yang hilang (P) (sehingga P=I2R.)
Hubungan ini dikenal sebagai Hukum Joule. Tapi Royal Society tidak
begitu tertarik terhadap tulisan Joule dan hanya menerbitkan ringkasan
temuan itu.
Tahun 1843, Joule menghitung jumlah kerja mekanik
yang diperlukan untuk menghasilkan jumlah panas yang setara. Jumlah ini
disebut "ekivalen mekanik dari panas". Sekali lagi dia mengirim karya
tulis mengenai temuannya, kali ini kepada Asosiasi Inggris untuk
kemajuan ilmu. Tapi lembaga ini pun memberikan tanggapan yang kurang
bergairah. Beberapa jurnal terkemuka juga menolak tulisan Joule.
Banyak ilmuwan Inggris ragu-ragu menerima karyanya,
tapi Joule tetap mempertahankan temuannya. Gagasan baru memang
membutuhkan waktu untuk diterima, terutama jika dikemukakan oleh seorang
amatir. Apalagi temuan Joule menyaingi teori kalori panas yang dianut
oleh kebanyakan ahli fisika waktu itu. Menurut teori kalori, panas
adalah fluida.
2. Disiplin Ilmu Baru - Termodinamika
Asas penyimpanan tenaga yang dimuat dalam karya Joule
melahirkan disiplin ilmu baru yang dikenal sebagai termodinamika.
Meskipun Joule bukan ilmuwan pertama yang mengajukan asas ini, tapi
dialah orang pertama yang menunjukkan keabsahannya dengan data ilmiah
yang cermat melalui berbagai eksperimen. Meskipun Thomson dan sejumlah
ilmuwan lain kemudian memberi sumbangan penting kepada termodinamika,
Joule tepat sekali diakui sebagai pendiri utama ilmu ini. Dia
menunjukkan bahwa "tenaga dapat diubah menjadi panas dengan perbandingan
yang tetap dari yang satu terhadap yang lain, dan bahwa panas dapat
diubah menjadi tenaga.[3]
Asas Joule mengenai penyimpanan tenaga menjadi dasar
Hukum Pertama Termodinamika. Hukum ini menyatakan bahwa tenaga tidak
dapat diciptakan maupun dimusnahkan, tapi dapat diubah dari bentuk yang
satu menjadi bentuk lain.
Isaac Asimov, ahli biokimia dan penulis terkemuka
Amerika Serikat, menyebut hukum ini sebagai "salah satu generalisasi
terpenting dalam sejarah ilmu."[4] Ini berarti bahwa jumlah total tenaga
(termasuk zat) dalam alam semesta adalah konstan. Sebagaimana dikatakan
penulis S.M. Huse, "Hukum ini dengan tegas mengajarkan bahwa alam
semesta tidak menciptakan dirinya sendiri!... Struktur alam semesta yang
sekarang adalah hasil konservasi, bukan inovasi, sebagaimana dinyatakan
oleh teori evolusi."[5] Sementara ahli evolusi tidak dapat menjelaskan
dari mana asalnya jumlah tenaga/zat yang konstan ini, (Teori "bing bang"
tidak menjelaskan bagaimana asal-muasal hipotesisnya tentang
konsentrasi zat) Alkitab memberikan penjelasan: hanya Allah yang dapat
menciptakan sesuatu dari ketiadaan. Alkitab juga mengajarkan bahwa Allah
memelihara apa yang telah diciptakan-Nya. Semua perubahan lain, oleh
manusia maupun oleh kuasa alam, hanyalah perubahan dari tatanan yang
telah ada.
Joule menyadari implikasi temuannya terhadap agama.
Dia menulis "Anggapan bahwa daya yang diberikan Allah kepada zat-zat
dapat dimusnahkan atau daya dapat diciptakan manusia, sungguh tak masuk
akal."[6] Hukum kekekalan tenaga sepenuhnya sesuai dengan Alkitab.
Sebaliknya, Joule menganggap bahwa beberapa aspek dari teori kalori
tidak sesuai dengan Alkitab.
Pada kesempatan lain, Joule menulis bahwa "gejala
alam, baik mekanik, kimiawi, maupun vital, hampir seluruhnya merupakan
konversi yang terus-menerus... yang satu berkonversi menjadi yang lain.
Demikianlah terjadinya keteraturan dalam alam semesta -- tidak ada yang
menyimpang, tidak ada yang hilang, tapi seluruh sistem, bagaimanapun
rumitnya, berjalan lancar dan serasi... karena seluruhnya diatur oleh
kedaulatan Allah."[7]
3. Teori Kinetik Gas dan Satuan Standar dalam Ilmu Pengetahuan
Melalui makalah penting yang terbit tahun 1848, Joule
menjadi ilmuwan pertama yang menghitung kecepatan molekul gas. Karya
awal mengenai teori kinetik gas ini lalu diperluas oleh ahli-ahli lain,
terutama pakar fisika Matematika Skotlandia, James Clerk Maxwell.
Joule termasuk ahli pertama yang mengakui perlunya
satuan standar untuk listrik dan dia tetap menyokong pendirian tersebut.
Standarisasi ini kemudian dilakukan oleh the British Association for
the Advancement of Science di bawah pimpinan Maxwell. Joule menjadi
presiden asosiasi ini pada tahun 1872 dan 1887.
Sebagai pengakuan atas sumbangan Joule dalam
menghubungkan panas dengan gerakan mekanik, maka satuan tenaga (atau
kerja) dalam fisika kemudian disebut dengan "joule".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar